OPTIMALISASI KAWASAN POLDER TAWANG
Abstract
ABSTRACT
Polder tawang, sebenarnya hanya kolam retensi, oleh karena skalanya memang tidak
terlampau besar, namun secara tidak langsung mestinya dapat mengatasi banjir dan air rob di
sekitar kawasan tawang. Sesungguhnya dimana saja kotanya upaya-upaya untuk mengatasi
persoalan banjir bagaimanapun pasti ada, hanya saja bedanya pada tingkat kualitas
perencanaan (ketepatan dalam pemilihan lokasi ) , aliran air untuk menuju ke polder, serta
daya tampung air polder itu sendiri. Kemudian manajemen operasionalnya juga memegang
peranan penting bagi kelangsungan kawasan itu. Terlepas dari perencanaan atau desain awal,
nyatanya polder tawang sudah terbentuk, tinggal kita harus pandai mengaturnya. Hal ini
sesuai dengan Perda Kota Semarang, no : 13 Tahun 2006, tentang kawasan Cagar
Budaya.. Secara operasional, polder seharusnya berfungsi sebagai tempat untuk menampung
air banjir maupun air rob, jika keduanya itu menimpa kawasan tawang. Sekarang ini polder
tawang menjadi mandul, karena kedua fungsi itu ternyata tidak dapat terlaksana dengan baik.
Mengapa demikian ?. Karena posisi polder justru peilnya lebih tinggi dari drainase kota.
Sehingga fungsi penampung airpun menjadi sirna. Air polder terjadi stagnasi, tidak pernah
meluap dan tidak juga pernah menyusut. Sehingga airnya menjadi kotor, keruh bahkan
menjadi bau karena tidak pernah ada pergantian air. Yang paling parah, polder sekarang
menjadi area untuk membuang Air besar oleh sekelompok masyarakat. Untuk mengantisipasi
kejadian terakhir itu, dulu pemkot pernah berupaya untuk menjaga polder agar tidak
digunakan seperti tersebut diatas. Fungsi polder apada akhirnya kedepan bisa digunakan
untuk kawasan wisata air, serta sebagai fungsi penerima langsung atas arus penumpang
Kereta Api dari Stasiun Tawang.
Kata kunci : Optimalisasi Polder, ruang terbuka, wisata.
Polder tawang, sebenarnya hanya kolam retensi, oleh karena skalanya memang tidak
terlampau besar, namun secara tidak langsung mestinya dapat mengatasi banjir dan air rob di
sekitar kawasan tawang. Sesungguhnya dimana saja kotanya upaya-upaya untuk mengatasi
persoalan banjir bagaimanapun pasti ada, hanya saja bedanya pada tingkat kualitas
perencanaan (ketepatan dalam pemilihan lokasi ) , aliran air untuk menuju ke polder, serta
daya tampung air polder itu sendiri. Kemudian manajemen operasionalnya juga memegang
peranan penting bagi kelangsungan kawasan itu. Terlepas dari perencanaan atau desain awal,
nyatanya polder tawang sudah terbentuk, tinggal kita harus pandai mengaturnya. Hal ini
sesuai dengan Perda Kota Semarang, no : 13 Tahun 2006, tentang kawasan Cagar
Budaya.. Secara operasional, polder seharusnya berfungsi sebagai tempat untuk menampung
air banjir maupun air rob, jika keduanya itu menimpa kawasan tawang. Sekarang ini polder
tawang menjadi mandul, karena kedua fungsi itu ternyata tidak dapat terlaksana dengan baik.
Mengapa demikian ?. Karena posisi polder justru peilnya lebih tinggi dari drainase kota.
Sehingga fungsi penampung airpun menjadi sirna. Air polder terjadi stagnasi, tidak pernah
meluap dan tidak juga pernah menyusut. Sehingga airnya menjadi kotor, keruh bahkan
menjadi bau karena tidak pernah ada pergantian air. Yang paling parah, polder sekarang
menjadi area untuk membuang Air besar oleh sekelompok masyarakat. Untuk mengantisipasi
kejadian terakhir itu, dulu pemkot pernah berupaya untuk menjaga polder agar tidak
digunakan seperti tersebut diatas. Fungsi polder apada akhirnya kedepan bisa digunakan
untuk kawasan wisata air, serta sebagai fungsi penerima langsung atas arus penumpang
Kereta Api dari Stasiun Tawang.
Kata kunci : Optimalisasi Polder, ruang terbuka, wisata.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.